
SmartGro – Buku ini ditulis oleh Badiatul Muchlisin Asti yang sudah berpengalaman dalam menulis opini di berbagai media sejak 1994. Melalui buku ini ia mencoba memaparkan bagaimana seni agar kita bisa menulis opini secara produktif juga sukses dalam menembus media.
Dengan paparan bahasa yang mudah dipahami, kita tidak akan kesulitan menyerap setiap ilmu yang termaktub dalam buku ini.
Opini sendiri merupakan tulisan yang mengandung fakta-fakta, data-data yang objektif, juga mengandung analisis, kesimpulan, dan saran-saran kepada pembacanya. Secara sederhana, opini adalah tulisan yang memuat fakta juga pendapat atau opini dari penulisnya.
Untuk menghasilkan opini yang bagus dan berkualitas, kita harus memahami seninya terlebih dahulu. Kita tidak bisa menulis secara suka-suka tanpa memedulikan tahapan-tahapan yang berkaitan. Karena hasilnya tidak akan maksimal dan sulit untuk menembus media cetak.
Untuk menghasilkan opini yang bagus dan berkualitas, pertama-tama kita harus memerhatikan dan memilih isu-isu yang sedang in, viral atau trending topic. Tema yang seperti itu akan mudah mendapat perhatian ketika kita mengirimkannya ke media. Dan potensi pemuatannya jauh lebih banyak dari pada tema-tema biasa.
Selain tema, angel (sudut pandang) dalam menulis opini juga sangat penting untuk kita ketahui. Dengan angel yang pas, maka opini yang kita tulis akan menjadi tulisan yang menarik dan bisa menghipnotis pembaca.
Tidak kalah penting, data referensi juga sangat penting yang harus kita miliki. Di antaranya, referensi menjadi basis argumentasi yang bisa mendukung ide atau pemikiran kita, referensi membuat seorang penulis memiliki kedalaman pengetahuan dan wawasan luas atas sebuah tema, dan bagi pemula referensi akan menghindarkan dari deadblock atau buntu dalam menulis (hal 39).
Praktik Menulis
Setelah melakukan tahap-tahap tersebut, langkah selanjutnya adalah mulai menulis. Artinya, kita tidak hanya paham teori, tapi kita juga harus praktik memulai. Sebuah tulisan tidak akan jadi begitu saja, jika kita tidak mau menulis.
Dan tulisan kita tidak akan terbit di media cetak, jika kita tidak mulai mengirimkannya. Jadi, ketika kita ingin tulisan opini bisa dimuat di media cetak, maka langkah awalnya adalah dengan mulai menulis dan kemudian mengirimkannya.
Kriteria naskah yang disukai media kadang memang tidak bisa kita ketahui secara pasti. Karena kadang pemuatan sebuah naskah itu tergantung selera redaksi. Namun yang terpenting dalam mengirim sebuah tulisan kita harus mengirimkan karya asli bukan plagiasi.
Dalam menulis opini, kita juga harus pintar-pintar membuat judul naskah yang menarik dan menulisnya secara rapi. Selain itu, kita juga harus update dengan isu-isu aktual di sekitar kita. Ketika sedang ada isu-isu aktual, kita harus segera menulis opini dan mengirimkannya. Karena siapa yang paling cepat, dialah yang paling berpeluang untuk dimuat.
Memperbanyak Bacaan
Selain yang sudah dipaparkan, agar kita bisa menulis dengan baik dan dimuat di media, maka kita harus memperbanyak bacaan kita, karena dengan membaca kita akan mendapat banyak pengetahuan dan menambah wawasan.
Kemudian kita juga harus selalu up to date dengan berbagai informasi terkini di sekitar kita, serta gigih dalam mencoba. Artinya, ketika naskah opini kita belum bagus dan belum dimuat, kita harus terus belajar lagi dan lagi, sampai kita berhasil.
Sebagaiamana impian lainnya untuk menjadi penulis opini yang sukses, kita harus mau belajar, terus belatih, sabar, dan gigih bertahan sampai akhir.
“Andai kata dihadapkan kepadaku dua orang penulis, maka aku akan memilih yang paling gigih. Tanpa bakat, orang bisa menjadi penulis hebat. Sementara tanpa kegigihan, seorang penulis berbakat tak berarti apa-apa.” (hal 26).
Data buku:
Judul: Buku Sakti Menulis Opini
Penulis: Badiatul Muchlisin Asti
Penerbit: Hanum Publisher
Terbit Agustus 2019
Tebal: x + 126 halaman
ISBN: 978-602-52000-1-4
*) Ratnani Latifah, penulis dan penikmat buku asal Jepara.
Portal berita dan informasi yang disajikan secara cerdas dan mencerahkan.
Mengupas cerita-cerita yang jarang diungkap menyangkut tokoh, tradisi, dan kuliner Grobogan
You cannot copy content of this page