160 x 600 AD PLACEMENT
160 x 600 AD PLACEMENT

Sega Golong Pecel Ayam, Kuliner Kegemaran Ki Ageng Selo Diuji Resep, Founder Asligrobogan: Sangat Enak!

Hasil uji resep: sega golong pecel ayam, kuliner kegemaran Ki Ageng Selo. (Smartgro/phosestudio)

Smart Gro, Grobogan – Sega golong pecel ayam, sebuah menu hidangan yang disebut-sebut sebagai kuliner kegemaran Ki Ageng Selo diuji resep pada awal Desember tahun 2024 lalu. Uji resep diinisiasi oleh penulis asal Grobogan, Badiatul Muchlisin Asti bekerja sama dengan Erni Iswati dari Dapoererni.

Inisiator uji resep, Badiatul Muchlisin Asti menyatakan, sega golong merupakan sajian kuliner yang sudah sangat populer karena hidangan ini sudah sering disajikan dalam berbagai adat dan tradisi masyarakat Jawa.

“Ternyata sega golong merupakan hidangan kegemaran Ki Ageng Selo dan bila boleh saya sebut, Ki Ageng Selo-lah sosok di balik sega golong yang populer itu,” tutur penulis buku Riwayat Kuliner Indonesia ini.

Badiatul Muchlisin Asti sendiri mengaku mendapatkan informasi awal ikhwal sega golong pecel ayam sebagai menu kegemaran Ki Ageng Selo dari buku bertajuk Ki Ageng Selo Menangkap Petir yang diterbitkan oleh Yayasan Parikesit Surakarta, cetakan ke-1 Agustus 1983.

Di dalam buku itu, dikutip pernyataan Djahri, juru kunci makam Ki Ageng Selo ketika itu, yang menyatakan bahwa berdasarkan cerita turun-temurun dari nenek moyangnya, Ki Ageng Selo mempunyai jenis masakan yang menjadi klangenan atau kesenangan, yaitu sega golong atau yang lazim juga disebut sega kepelan.

Sega golong disebut juga sega kepelan karena nasi dibentuk bulat-bulat seperti bola sebesar kepalan tangan. Pelengkapnya berupa sayur menir bayam, pecel ayam, serta trancam terong.

Menurut Badiatul Muchlisin Asti, hidangan dengan kelengkapan seperti itu, dulu sering dihidangkan oleh Ki Ageng Selo saat mengadakan upacara selamatan atau sedekahan sembari mengumpulkan masyarakat sekitar Selo.

Erni Iswati dari Dapoer Erni saat menyiapkan bumbu dalam uji resep sega golong pecel ayam, hidangan kegemaran Ki Ageng Selo. (Smartgro/phosestudio)

Dari tradisi yang dikembangkan Ki Ageng Selo itulah, lanjut pria yang akrab disapa Asti itu, masakan sega golong pecel ayam membudaya hingga kini. Sega golong hadir dalam pelbagai adat dan tradisi masyarakat Jawa, termasuk di lingkup Keraton Yogyakarta dan Surakarta.

Sarat Filosofi

Menariknya, menurut Asti, sega golong dengan kelengkapannya seperti itu, sarat dengan makna filosofis khas orang Jawa yang memang kental dengan simbolisme atau perlambang.

Asti menjelaskan, nasi yang dibentuk bulat melambangkan kebulatan tekad. Jangan menir bayam melambangkan kebersihan hati dan pikiran dalam menjalani hidup. Sedangkan pecel ayam dan trancam melambangkan bersatunya jiwa manusia dengan alam.

Hadir dan ikut menyaksikan uji resep yang digelar di Kedai Soto Segeer Mbak Erni di Depok Toroh itu, kreator konten kuliner yang juga pengelola akun media sosial @Asligrobogan, Teguh Arseno.

Setelah proses uji coba, Teguh Arseno menyatakan, hidangan sega golong pecel ayam sangat enak dan layak bila ada yang mengangkatnya sebagai menu di resto atau rumah makan.

Senada dengan Teguh Arseno, Badiatul Muchlisin Asti menyatakan, selain faktor penguji resep yang menjadikan hasilnya enak, konfigurasi bumbu dalam sega golong pecel ayam ini memang logisnya berpotensi menjadikan sebuah masakan menjadi enak.

Bahkan ia sepakat masakan warisan Ki Ageng Selo ini sangat potensial bila diangkat menjadi kuliner di resto atau rumah makan. “Selain memang enak, juga agar hidangan penuh filosofi ini bisa dikonsumsi kapan saja seseorang ingin” jelasnya.

“Selain tentu, masakan ini bisa menjadikan khazanah kuliner khas Grobogan menjadi makin kaya,” pungkas Asti.

Editor:  M. A. Fathan

Portal berita dan informasi yang disajikan secara cerdas dan mencerahkan.

Anda Mungkin Juga Menyukainya
Telah terbit buku GROBOGAN UNTOLD STORY

Mengupas cerita-cerita yang jarang diungkap menyangkut tokoh, tradisi, dan kuliner Grobogan

Promo Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau !

You cannot copy content of this page