160 x 600 AD PLACEMENT
160 x 600 AD PLACEMENT

Punya Utang Puasa Wajib, Bolehkah Puasa Sunah Syawal?

SmartGro – Puasa sunah enam hari di bulan Syawal memiliki keutamaan yang luar biasa karena menggenapi pahala puasa Ramadan hingga setara dengan puasa setahun penuh. Sebagaimana hadits:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

“Barang siapa berpuasa di bulan Ramadan, kemudian mengikutinya dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa sepanjang masa. [HR. Jama’ah ahli hadis selain Bukhari dan an-Nasa’i].

Lalu bagaimana hukum bagi orang yang berpuasa Syawal sedang ia masih memiliki utang puasa Ramadan?

Ibnu Rajab Al-Hanbali dalam Latha’iful Ma’arif menyatakan, orang yang punya utang puasa Ramadan hendaknya terlebih dahulu menunaikan utang puasanya di bulan Syawal, agar tanggungannya lebih cepat selesai. Dan membayar utang ini lebih diutamakan daripada berpuasa Syawal terlebih dahulu.

Para ulama berbeda pendapat mengenai orang yang punya utang puasa wajib apakah ia boleh berpuasa sunah sebelum melunasinya?

Menurut Ibnu Rajab Al-Hanbali, jika memakai pendapat mereka yang membolehkan berpuasa sunah sebelum melunasi puasa wajib, niscaya tujuan dari puasa enam hari di bulan Syawal tidak dapat tercapai. Kecuali jika telah menyempurnakan puasa Ramadannya, barulah setelah itu ia menyusulnya dengan puasa enam hari di bulan Syawal.

Oleh sebab itu, orang yang punya utang puasa Ramadan dan mendahulukan puasa enam hari di bulan Syawal, ia tidak mendapatkan pahala yang berlaku bagi orang yang puasa bulan Ramadan dan mengikutinya dengan berpuasa enam hari di bulan Syawal.

Sebab ia belum menyempurnakan jumlah puasa Ramadan yang harus dipenuhi.

Tidak diragukan lagi, ia juga tidak berhak memperoleh pahala puasa setahun penuh manakala ia tidak puasa di bulan Ramadan karena suatu udzur, lalu sebelum melunasinya, ia berpuasa Syawal terlebih dahulu.

Masih menurut Ibnu Rajab Al-Hanbali, siapa yang melunasi utang Ramadan di bulan Syawal, kemudian mengikutinya dengan puasa sunah enam hari setelah tanggungannya selesai, itu adalah tindakan yang baik.

Sebab ia berarti telah menyempurnakan puasa Ramadan dan mengikutinya dengan puasa Syawal selama enam hari.

Keutamaan puasa enam hari di bulan Syawal tidak ia peroleh ketika ia sedang melunasi utangnya, sebab puasa Syawal enam hari hanya berlaku setelah jumlah puasa Ramadan disempurnakan.

Sementara itu, Abu Malik Kamal bin Sayyid Salim dalam Fiqhus Sunnah Lin Nisa’ menyatakan, zhahir hadits yang menjelaskan keutamaan puasa enam hari di bulan Syawal menunjukkan bahwa keutamaan puasa sepanjang masa itu berkaitan dengan puasa Ramadan kemudian diikuti dengan puasa enam hari di bulan Syawal, sehingga puasa Syawal ini tidak bisa didahulukan dari mengganti (utang) puasa Ramadan.

Akan tetapi boleh juga dikatakan maksud sabda Nabi “Kemudian mengikutinya dengan puasa enam hari” itu adalah ungkapan biasa, tidak ada pengertian khusus.

Maka berdasarkan pemahaman ini, menurut Abu Malik Kamal, dibolehkan berpuasa sunah enam hari di bulan Syawal sebelum melunasi utang puasa Ramadan, terutama ketika bulan Syawal hampir habis dan dia masih harus membayar utang puasanya. Wallahu a’lam.

Editor: Abu Fathan

Penulis dan citizen journalist yang menyukai (kajian) Islam, kuliner, dan sejarah.

Anda Mungkin Juga Menyukainya
Telah terbit buku GROBOGAN UNTOLD STORY

Mengupas cerita-cerita yang jarang diungkap menyangkut tokoh, tradisi, dan kuliner Grobogan

Promo Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau !

You cannot copy content of this page