
SmartGro – Barangkali belum banyak yang tahu bahwa tanggal 28 November ditetapkan sebagai Hari Dongeng Nasional. Peringatan itu ditetapkan berdasarkan tanggal kelahiran tokoh dongeng nasional Drs. Suyadi atau dikenal dengan nama Pak Raden.
Peringatan bertujuan untuk kembali menguatkan tradisi mendongeng atau bercerita, terutama untuk anak-anak. Bagi anak-anak, menyimak dongeng menjadi salah satu hal yang paling menyenangkan. Anak-anak cenderung antusias menyimak dongeng, terlebih jika dituturkan dengan menarik oleh sang pendongeng.
Sayangnya, hari ini, tak banyak orang bisa benar-benar menyampaikan suatu dongeng dengan baik dan menarik. Di sinilah, buku berjudul Resep Mujarab Lihai Mendongeng ini menjadi menarik dibaca.
Buku ini mengupas banyak hal seputar mendongeng, termasuk kiat-kiat menjadi seorang pendongeng profesional. Penulisnya, Kak Erwin, adalah seorang pendongeng profesional yang sering mendongeng di berbagai kota.
Sebagai pendongeng profesional, Kak Erwin banyak berbagi pengetahuan dan pengalaman seputar mendongeng, sehingga membuat buku ini kaya akan pengetahuan dan inspirasi tentang mendongeng.
Kita tahu, ada banyak manfaat yang didapatkan anak dengan mendengarkan dongeng. Menyimak atau membaca dongeng akan merangsang imajinasi anak, mengasah kepekaan emosi dan nalar anak, sehingga memberi dampak positif dalam perkembangan anak.
Karena itu, Kak Erwin menyarankan agar setiap keluarga semestinya menggiatkan kegiatan bercerita kepada anak di rumah masing-masing. Dari lingkungan keluarga, diharapkan setiap anak sudah mendapatkan asupan cerita yang cukup, sehingga bisa mengasah perkembangan mereka, baik secara kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
Meski banyak manfaat dari menyimak atau mendengarkan dongeng, Kak Erwin menilai tak semua cerita boleh diceritakan kepada anak-anak. Seorang pendongeng mesti mempelajari terlebih dahulu apakah sebuah cerita bakal berdampak positif bagi anak-anak, atau justru sebaliknya.
Sebuah cerita bisa dikatakan bermuatan positif jika memiliki berbagai kriteria. Di antaranya: bertujuan mendidik, menerangkan sesuatu (ilmu), menanamkan pesan-pesan moral atau nilai-nilai agama (dakwah), berbahasa santun, dan mudah dicerna anak-anak, baik dari isi cerita maupun bahasanya (hlm 18).
Kak Erwin juga menjelaskan bagaimana merakit cerita anak secara tepat. Kita memang bisa bergantung pada sumber-sumber cerita yang sudah ada di buku, majalah, atau dari internet yang kini melimpah.
Namun, penulis mengajak kita membiasakan merakit cerita sendiri. Dengan terbiasa merakit cerita anak sendiri, seorang pendongeng tentu semakin mahir dalam mendongeng.
Selain menerangkan metode atau cara merakit cerita anak, penulis juga memberi berbagai tips agar bisa mendongeng secara menarik. Menarik tidaknya penyampaian sebuah dongeng bergantung pada banyak aspek.
Seorang pendongeng mesti punya kemampuan menjaga agar pandangan anak tetap fokus, menggulirkan alur cerita secara runtut, memperhatikan gaya bicara, olah vokal, gerakan tubuh, hingga interaksi dengan anak-anak.
Masing-masing aspek diuraikan secara rinci sehingga memudahkan pembaca dalam memahaminya.
Hal yang penting untuk diperhatikan dalam bercerita di hadapan anak-anak adalah menjaga interaksi yang intens dengan anak-anak. Kak Erwin menjelaskan, agar interaksi dan komunikasi dengan anak-anak lancar atau efektif, kita mesti memperhatikan aspek bahasa anak-anak, aspek bahasa tubuh, menunjukkan empati, memahami daya pikir anak-anak, dan menunjukkan penghargaan kepada anak-anak.
Peluang
Saat ini, belum banyak orang menekuni dunia cerita anak. Kak Erwin memandang, menjadi pendongeng adalah peluang yang terbuka lebar bagi siapa pun yang mau menekuninya.
Selama ini banyak acara anak-anak, seperti acara ulang tahun misalnya, yang minim konsep acara yang bernilai mendidik. Di sinilah peluang bagi para pendongeng, untuk bisa mengambil peran agar kegiatan dan acara anak-anak banyak diisi dengan hal-hal positif seperti mendengarkan dongeng.
Hari ini, banyak orang tua kesulitan mencari acara televisi, juga lagu-lagu yang sesuai dengan anak-anak mereka. Akibatnya, tak sedikit anak-anak yang sudah biasa menonton sinetron atau mendengarkan lagu-lagu orang dewasa yang isinya sebenarnya belum pantas mereka konsumsi.
Terlebih, di era media sosial sekarang banyak anak sudah biasa mengakses bermacam tayangan digital lewat gawai, sehingga semakin rentan terpapar konten-konten negatif seperti kekerasan, kejahatan, hingga pornografi.
Di sinilah, peluang seorang pendongeng terbuka lebar. Orangtua cerdas tentu lebih memilih menghadirkan pendongeng untuk anak-anaknya ketimbang membiarkan mereka terpapar konten-konten negatif, baik dari televisi maupun internet.
Satu hal yang mesti ditekankan, dalam menekuni dunia mendongeng, Kak Erwin berpesan agar kita selalu meniatkan aktivitas mendongeng sebagai media berdakwah, menyebarkan pengetahuan, inspirasi, dan kebaikan bagi anak-anak.
Mendongeng memang bukan melulu soal mencari materi atau ketenaran.
Data buku:
Judul: Resep Mujarab Lihai Mendongeng
Penulis: Kak Erwin
Penerbit: Hanum Publisher
Tahun: 2018
Tebal: 166 halaman
ISBN: 978-602-7645-45-5
*) Al-Mahfud, penikmat buku, dari Pati.
Portal berita dan informasi yang disajikan secara cerdas dan mencerahkan.
Mengupas cerita-cerita yang jarang diungkap menyangkut tokoh, tradisi, dan kuliner Grobogan
You cannot copy content of this page