160 x 600 AD PLACEMENT
160 x 600 AD PLACEMENT

Mengenal Iptu Supardi, Polisi Pendiri Jumat Bersedekah yang Kini Merambah Dunia Dakwah

Iptu Supardi saat menjadi penceramah dalam sebuah pengajian halalbihalal. (Smartgro/istimewa)

Smart Gro, Grobogan – Bagi kalangan pegiat sosial di Kabupaten Grobogan, nama Iptu Supardi bukanlah sosok yang asing. Dia dikenal sebagai sosok perwira polisi yang juga inisiator berdirinya sebuah gerakan sosial bernama Jumat Bersedekah (JB) Indonesia. Karena gerakan yang didirikannya itulah, dia kemudian populer dengan panggilan Ndan JB.

Belakangan Iptu Supardi juga merambah ke dunia dakwah. Meski bukan seorang ustaz maupun kiai, tak menghalanginya untuk melakukan dakwah, mengajak masyarakat dengan pesan-pesan kebaikan. Aktivitas dakwahnya ini terlihat dengan tampilnya dia di sejumlah pengajian atas undangan dari masyarakat.

Menjemput Takdir Sebagai Polisi

Iptu Supardi putra asli Grobogan yang sejak remaja ingin menjadi seseorang yang berguna bagi banyak orang. Saat duduk di bangku SMA, dia pernah jatuh sakit selepas mengikuti acara kemping. Penyakit tipes yang dideritanya menggerogoti tubuhnya hingga kurus.

Hikmah sakit itu menjadikan Supardi banyak merenungi makna hidup. Ibunya yang merawatnya dengan tulus, membuka hati dan kesadarannya. Dia pun berdoa, bila dia dikaruniai kesembuhan, dia berjanji akan membahagiakan orangtuanya dan bisa berguna bagi masyarakat.

Selepas SMA, Supardi berkeinginan menempuh studi kedokteran. Dia ingin menjadi dokter. Harapannya, dengan menjadi seorang dokter, dia dapat berguna bagi masyarakat, di antaranya bisa merawat dan mengobati orang sakit, bila perlu secara gratis.

Namun, takdir mengantarnya menjadi seorang polisi. Ceritanya, setelah lulus SMA, Supardi merantau ke Sulawesi Selatan ikut kakaknya. Saat mau mendaftar kuliah, secara bersamaan ada seleksi penerimaan polisi. Dia pun menangkap peluang itu. Dia minta restu orangtuanya dan mendaftar polisi.

Pertimbangannya, menjadi dokter atau polisi sama saja, bisa tetap berguna bagi banyak orang. Seorang dokter melayani masyarakat, polisi pun melayani masyarakat. Supardi pun lolos seleksi dan secara resmi menyandang predikat sebagai seorang polisi.

Mendirikan Jumat Bersedekah (JB)

Tahun 2002, Supardi bisa pulang ke Jawa dan ditugaskan di Polres Demak. Meski seorang polisi, agar lebih berguna kepada masyarakat, Supardi kemudian menggagas berdirinya Jumat Bersedekah atau biasa disingkat JB.

Entitas gerakan sedekah yang digulirkannya sebenarnya sudah lama, tapi baru terorganisir secara baik sejak Senin, 5 Maret 2018. “Jumat Bersedekah” dia pilih menjadi nama bagi gerakan sedekahnya mengingat sedekah di hari Jumat memiliki banyak faedah.

Menurutnya, di hari Jumat kita bisa memberi makan bagi tamunya Allah alias orang-orang yang melaksanakan salat Jumat di masjid. Juga, hari Jumat merupakan hari mulia dan hari paling baik yang disebut sebagai Sayyidul Ayyam.

Setelah JB terorganisasi dengan baik, bergulirlah sejumlah program di antaranya pembagian nasi bungkus dan nasi kotak pada hari Jumat ke sejumlah masjid di berbagai daerah di Indonesia, utamanya di wilayah Kabupaten Demak dan Grobogan.

Di hari Jumat juga, Supardi bersama keluarga JB menggulirkan program sarapan gratis berupa nasi pecel Gambringan di sejumlah pos polisi, baik di Demak maupun di Grobogan. Tujuannya, menurutnya, mendekatkan masyarakat dengan polisi. “Agar masyarakat mencintai polisi, juga masyarakat tidak takut dengan polisi,” tutur Supardi.

JB juga mempunyai program bersih-bersih masjid yang istikamah dilakukan hingga sekarang. Guna menjalankan program bersih-bersih masjid, JB membentuk Cyber JB yang terdiri dari beberapa relawan yang bertugas membersihkan sejumlah masjid secara berkala. “Biasanya setiap malam Kamis agar tidak mengganggu kegiatan masjid,” jelasnya.

Di bawah komandonya, JB memiliki jaringan yang luas. Bahkan telah memiliki jaringan nasional. Adalah seorang purnawirawan Polri yang sebelumnya menjabat sebagai Pati Bareskrim Polri, Irjen Pol. (Purn) Prof. Dr. Eko Indra Heri S, M.M., salah satu penasehat yang banyak mendukung tumbuh dan berkembangnya gerakan Jumat Bersedekah.

Selain berbagi nasi bungkus dan nasi kotak di masjid-masjid dan pesantren, juga bersih-bersih masjid, JB juga mempunyai program filantropi lainnya seperti warung sembako gratis, anak asuh, rumah tahfiz Qur’an, pembangunan rumah ibadah, dan lain sebagainya.

Merambah Dunia Dakwah

Belakangan Iptu Supardi merambah ke dunia dakwah. Dia sering diundang mengisi pengajian di masyarakat. Meski bukan seorang ustaz atau kiai, dia tidak berkecil hati, karena dia berpendirian tetap bisa menyampaikan pesan-pesan dakwah dan kebaikan secara universal sebagai seorang perwira polisi.

Di sejumlah pengajian yang diisinya, Iptu Supardi sering menyampaikan pesan-pesan dakwah seperti pentingnya ibadah secara istikamah, bersyukur atas nikmat Allah sehingga nikmat akan ditambah oleh-Nya, bersabar dalam menjalani ujian kehidupan, dan tak lupa memperbanyak berselawat dan bersedekah agar diberi kelancaran rezeki dan kemudahan dalam menjalani kehidupan oleh Allah.

Iptu Supardi juga sering menekankan pentingnya senantiasa berbuat baik dan menjaga hubungan baik dengan sesama sebagai sumber kebahagiaan hidup. Jangan sombong dan suka meremehkan orang lain. Sebagai seorang polisi, Iptu Supardi juga menekankan pentingnya menghindari miras dan narkoba sebagai sumber kerusakan diri dan masyarakat.

Dalam menyampaikan dakwah, Iptu Supardi cenderung santai. Sesekali diselingi guyonan yang membuat jemaah pengajian tertawa. Bahkan sebagai polisi nyah nyoh (istilah yang diperkenalkannya), di sela ceramahnya dia tak segan membagikan uang kepada para jemaah.

Salah satu slogan yang selalu disampaikan kepada jamaah pengajianya adalah “aja leren dadi wong apik, polisi balane dhewe”. Aja leren dadi wong apik artinya adalah jangan pernah berhenti menjadi orang baik. “Teruslah berbuat baik apapun yang terjadi, karena kita tidak tahu dari kebaikan kita yang mana yang akan mengantarkan kita ke surga,” jelasnya.

Adapun slogan polisi balane dhewe adalah misi dirinya sebagai polisi untuk membangun citra positif polisi sebagai pelayan dan pengayom masyarakat. Meski saat ini polisi banyak dicitrakan negatif karena ulah oknum, tapi Iptu Supardi bertekad untuk istikamah menjadi polisi yang benar-benar sebagai pengayom dan pelayan masyarakat.

Melalui Jumat Bersedekah dan dunia dakwah, Iptu Supardi ingin membangun citra polisi yang religius dan lebih memiliki manfaat untuk masyarakat luas secara nyata.

Editor: M. A. Fathan

 

 

Penulis dan citizen journalist yang menyukai (kajian) Islam, kuliner, dan sejarah.

Anda Mungkin Juga Menyukainya
Telah terbit buku GROBOGAN UNTOLD STORY

Mengupas cerita-cerita yang jarang diungkap menyangkut tokoh, tradisi, dan kuliner Grobogan

Promo Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau !

You cannot copy content of this page