160 x 600 AD PLACEMENT
160 x 600 AD PLACEMENT

Mengeksplorasi 100 Spot Eksotis di Sekitar Candi Borobudur

Kaver buku “Explore Borobudur, 100 Destinasi Instagramable di Sekitar Candi Borobudur”

SmartgroSiapa tidak kenal Borobudur? Borobudur adalah candi terbesar di dunia. Candi yang berada di Magelang ini menjadi salah satu pesona pariwisata Indonesia skala dunia yang sangat memikat.

Sebagai mahakarya seni rupa Buddha Indonesia, Borobudur menjadi salah satu dari “10 Bali Baru” sebagaimana telah ditetapkan pemerintah sebagai destinasi pariwisata utama Indonesia yang layak dikunjungi wisatawan mancanegara selain Bali.

Buku berjudul Explore Borobudur, 100 Destinasi Instagramable di Sekitar Candi Borobudor ini menguak pelbagai potensi wisata tersembunyi di sekitar Candi Borobudur.

Potensi wisata di sekitar Candi Borobudur itu sejauh ini telah dikembangkan oleh pemerintah setempat dengan cara mengintegrasikan wisata Borobudor dengan daerah wisata sekitar, meliputi potensi alam, seni, budaya, dan kerajinan.

Ekspos Media Sosial

Buku ini mengungkapkan, beberapa tahun terakhir, ekspos potensi wisata sekitar Borobudur di media massa dan media sosial semakin tinggi. Selain upaya pemerintah, juga berkat peran pegiat pariwisata Tanah Air yang menggelar berbagai aktivitas.

Jika dulu, publisitas Borobudor di media massa terbatas saat Perayaan Waisak saja, kini media sosial ramai dengan ulasan dan foto-foto indah tentang Puthuk Setumbu, Puncak Suroloyo, Puthuk Mongkrong, Gereja Ayam Bukit Rhema, Pasar Tradisi Merapi, Menoreh Trail Run, Mangut Beong kuliner khas Magelang, dan banyak lagi.

Buku karya Abang Erwin Harmain dan Lilly T. Erwin ini mengajak pembaca untuk mengeksplorasi sebanyak 100 tempat eksotis yang instagramable di sekitar Candi Borobudur.

Dari 100 tempat itu, penulis membaginya dalam 5 bab, meliputi: Alam dan Adventure; Seni Budaya dan Religi; Kuliner; Kerajinan; dan Hotel.

Cakupan tempat-tempat wisata di sekitar Candi Borobudur yang cukup lengkap dikupas buku ini, menjadikan buku ini layak dijadikan sebagai panduan (guide book) bagi para wisatawan dengan tujuan yang berbeda.

Mungkin ingin menikmati keindahan alam yang eksotis. Atau ingin menyelami seni budaya yang berkembang di sekitar Candi Borobudur. Atau sekedar ingin mencicipi cita rasa kuliner khas kawasan Borobudur yang lezat.

Keindahan Alam

Bagi yang ingin menikmati keindahan alam sekaligus berpetualang (adventure), Puthuk Setumbu bisa menjadi pilihan destinasi. Bukit ini menyedot perhatian traveler dan fotografer sejak 10 tahun terakhir.

Apalagi setelah menjadi lokasi syuting film Ada Apa Dengan Cinta (AADC) 2, foto-foto keindahannya pun menjadi viral di media sosial.

Di ketinggian 400 mdpl, aktivitas utama di Puthuk Setumbu adalah melihat indahnya sunrise dengan background Candi Borobudur. Jika cuaca baik, tampak matahari terbit tepat di tengah Gunung Merapi dan Merbabu.

Tak jauh dari Puthuk Setumbu, juga ada destinasi serupa lainnya, antara lain Puthuk Mongkrong, Puthuk Gupakan, dan Bukit Barede.

Bila ingin suasana yang berbeda, ada Gunung Gondopuro Wangi yang bisa dikunjungi. Gunung Gondopuro Wangi adalah spot baru yang bisa ditempuh 30 menit dari Candi Borobudor. View sunrise-nya sangat epik.

Destinasi wisata ini diresmikan oleh Dinas Pariwisata Taman Wisata Candi Borobudur pada 2016 lalu. Gunung Gondopuro Wangi tidak terlalu tinggi, sekitar 800 mdpl. Jalan menuju basecamp juga tidak terlalu sulit, hanya saja berkelok-kelok.

Untuk destinasi berbasis seni, budaya, dan religi, ada banyak pilihan. Selain Candi Borobudur sebagai destinasi utama, ada candi-candi lainnya yang bisa dijelajahi, antara lain: Candi Mendut, Candi Pawon, Candi Ngawen, Candi Lumbung, dan Candi Selogriyo.

Juga ada beberapa museum, seperti Museum Borobudur, Museum Samudraksa, dan Museum OHD.

Eksplorasi Kuliner

Adapun kuliner khas di sekitar Candi Borobudor juga layak menjadi target eksplorasi. Tidak sekedar mencicipi, tapi juga bisa langsung melihat proses pembuatannya.

Misalnya Slondok di Desa Kenalan, Kecamatan Borobudur. Slondok adalah camilan khas pedesaan di kawasan Bukit Menoreh, terbuat dari ketela atau singkong.

Ada dua macam slondok, yaitu Slondok Kerpus dan Slondok Getuk. Bedanya adalah cara membuat dan bentuknya. Slondok kerpus berukuran lebih besar dan lebih renyah dibanding slondok gethuk. Proses membuatnya sekira 2 hari 1 malam.

Usaha membuat slondok di Desa Kenalan sudah turun-temurun sejak 20 tahun lalu. Salah satunya Ibu Timah (50 tahun) yang bersama keluarganya setiap hari bisa memproduksi 30 – 35 kg slondok dengan harga Rp 25.000 / kg.

Selain slondok, Mangut Iwak Beong adalah kuliner khas Magelang yang sangat populer, khususnya di kawasan Borobudur.

Mangut Iwak Beong adalah hidangan ikan lezat yang menjadi sajian populer di kawasan Borobudor. Bahannya dari daging ikan beong yang berasal dari Kali Progo.

Selain slondok dan mangut iwak beong, masih banyak kuliner lainnya yang bisa dicicipi di sekitar Candi Borobudur. Antara lain, mi godhog Marsini dan mi godhog Pak Muri yang legendaris di kawasan Borobudur.

Bagi pencinta kopi, ada Kopi Badhek khas Borobudur yang bisa dicoba. Badhek adalah istilah untuk menyebut air kelapa (nira). Jika biasanya kopi hanya diseduh dengan air panas, kopi badhek diseduh memakai nira kelapa.

Ada pilihan kopi lainnya, yaitu Kopi Suroloyo. Kopi Suroloyo kopi tertinggi di perbukitan Menoreh. Ngopi ing kiblat pancering bumi. Kopi kedai ini berdekatan dengan wisata Puncak Suroloyo.

Ada hal menarik dari kopi suroloyo terkait rasa kopi yang berbeda setiap masa panen. Uniknya lagi adalah kopi robusta yang bercita rasa khas perpaduan moka dan gula jawa.

Pengunjung dapat menikmati kopi khas Suroloyo lengkap dengan view pegunungan Menoreh yang sangat eksotis.

Selengkapnya tentang tempat-tempat eksotis yang instagramable di sekitar Candi Borobudur dapat dibaca lengkap di buku ini.

Buku ini sukses memotret potensi dan sisi lain Borobudur yang kaya pesona, sehingga sangat melambai-lambai untuk dikunjungi. Tidak hanya teks, buku ini juga menampilkan foto-foto full colour dari setiap destinasi.

Data buku:
Judul: Explore Borobudur, 100 Destinasi Instagramable di Sekitar Candi Borobudur
Penulis: Lilly T. Erwin dan Abang Erwin
Co-writer: Ima Hardiman
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan ke-1: 2019
Tebal: 189 hlm
ISBN: 978-602-06-3592-7

Editor: Abu Fathan

Penulis dan citizen journalist yang menyukai (kajian) Islam, kuliner, dan sejarah.

Anda Mungkin Juga Menyukainya
Telah terbit buku GROBOGAN UNTOLD STORY

Mengupas cerita-cerita yang jarang diungkap menyangkut tokoh, tradisi, dan kuliner Grobogan

Promo Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau !

You cannot copy content of this page