
Smart Gro – Islam memiliki dua hari raya, yaitu Idulfitri dan iduladha. Kata ‘id merupakan derivasi dari kata ‘aud, sebab salat ‘Id selalu dilaksanakan setiap tahun.
Dalil salat ‘id sebelum terjadi ijma’ (kesepakatan) ulama di samping beberapa hadis adalah firman Allah Swt, “Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu; dan berkurbanlah.” (QS. Al-Kautsar: 2). Maksudnya, salat Iduladha dan berkurban. Pengertian itulah yang dikehendaki oleh al-Qur’an, as-Sunnah, dam ijma’ ulama.
Salat ‘id yang pertama kali dilaksanakan oleh Nabi Saw adalah Idulfitri pada tahun 2 H. Beliau tidak pernah meninggalkannya. Hukum salat Idulfitri adalah sunah muakad, berdasarkan sabda Nabi Saw kepada orang yang bertanya tentang salat, “Lima salat yang telah diwajibkan oleh Allah atas para hamba-Nya.” Dia bertanya, “Apakah selain itu (lima salat) wajib bagiku?” Beliau menjawab, “Tidak, kecuali jika kamu melakukan salat sunah.” (HR. Bukhari dan Muslim). Kesunahan hukum salat ‘id ini semakin kuat karena beliau selalu melaksanakannya.
Salat ‘id sunah dilaksanakan secara berjemaah, sesuai praktik Nabi Saw. Menurut ijma’ ulama, bagi selain jemaah haji yang berada di Mina lebih utama melaksanakan salat ‘id secara berjemaah. Sedangkan jemaah haji tidak disunahkan melaksanakan salat ‘id secara berjemaah, namun sunah dilakukan secara munfarid (sendirian).
Salat ‘id juga disyariatkan bagi munfarid, hamba sahaya, perempuan, musafir, waria (khuntsa), dan anak kecil. Karena itu, salat ‘id tidak harus memenuhi persyaratan salat Jumat, baik dari segi jemaah, jumlah, dan sebagainya.
Salat ‘id sunah dilaksanakan di satu tempat saja, dan makruh hukumnya melaksanakannya di beberapa tempat tanpa ada keperluan.
Berikut ini di antara sunah-sunah dalam salat ‘Id yang dianjurkan untuk kita lakukan agar lebih sempurna pahala yang kita peroleh.
Demikian sunah-sunah yang bisa kita lakukan untuk meraih kesempurnaan pahala salat ‘Id. Semoga bermanfaat.
Editor: Abu Fathan
Penulis dan citizen journalist yang menyukai (kajian) Islam, kuliner, dan sejarah.
Mengupas cerita-cerita yang jarang diungkap menyangkut tokoh, tradisi, dan kuliner Grobogan
You cannot copy content of this page