
Smart Gro, Purwodadi – Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah (Dinarpusda) Kabupaten Grobogan menggelar bedah buku “Grobogan Mempesona: Berbicara Sejarah dan Potensi” pada Rabu (25/6/2025) di Pendopo Kabupaten Grobogan. Bedah buku menghadirkan dua narasumber: Yunus Suryawan dan Badiatul Muchlisin Asti, keduanya penulis buku yang dibedah.
Bedah buku yang diikuti ratusan pegiat literasi itu bertujuan mempromosikan kekayaan lokal yang terekam dalam karya literasi. Dalam sambutannya, Kepala Bidang Perpustakaan, Kurniawan, mewakili Kepala Dinarpusda Grobogan, Supriyanto, menyatakan pentingnya peran literasi lokal sebagai bagian dari upaya pelestarian budaya dan penguatan identitas daerah.
Dia berharap, kegiatan bedah buku bisa menjadi pemantik gerakan literasi berbasis lokalitas yang lebih luas dan berkelanjutan di Kabupaten Grobogan.
Narasumber pertama, Yunus Suryawan, dalam paparannya menyatakan bahwa buku Grobogan Mempesona ditulis oleh tim yang berjumlah lima orang. Selain dirinya, ada Badiatul Muchlisin Asti, R. Nursyahid, Teguh Arseno, dan Saiful Anwar.
“Buku kami tulis selama empat bulan,” tuturnya.
Kemudian, dia pun memaparkan sejarah Grobogan sejak era Medang Kamulan, masa kerajaan, masa kolonial, masa kemerdekaan, masa mengisi kemerdekaan, hingga potret Grobogan masa kini. Menurut Yunus Suryawan, Grobogan memang tidak setenar Demak, Kudus atau Jepara dalam perbincangan nasional, namun begitu Grobogan memiliki kekhasan yang tak dimiliki daerah-daerah lain.
“Sejarah Grobogan yang diwarnai banyak peritiwa yang sering menghenyakkan, sudah seharusnya menjadi pembelajaran dan inspirasi kita untuk melangkah ke depan,” tutur pemerhati sejarah Grobogan yang juga seorang camat.
Sementara itu, narasumber kedua, Badiatul Muchlisin Asti, membedah buku bagian budaya. Menurut Badiatul Muchlisin Asti, Grobogan merupakan kabupaten dengan jejak sejarah sangat panjang sehingga membentuk karakteristik kebudayaan yang khas dan beragam
Karakteristik kebudayaan Grobogan sangat menarik diperbincangkan dan dieksplorasi sebagai sebuah potensi dan pesona. “Sayangnya, sejauh pengamatan saya, ragam potensi dan pesona yang menakjubkan itu banyak yang belum dikelola dan dikembangkan secara maksimal,” tutur penulis yang juga Ketua Forum Silaturahmi Penulis Grobogan (FSPG).
Selanjutnya, pria yang akrab disapa Asti itu memaparkan pesona budaya Grobogan dalam bentuk cagar budaya maupun budaya tak benda seperti tradisi dan ekspresi lisan, adat istiadat, seni pertunjukan, pengetahun tradisional, dan lain sebagainya.
Bedah buku berlangsung seru dan interaktif. Saat dibuka sesi tanya jawab, banyak peserta yang mengajukan pertanyaan kritis kepada kedua narasumber.
Editor: M. A. Fathan
Portal berita dan informasi yang disajikan secara cerdas dan mencerahkan.
Mengupas cerita-cerita yang jarang diungkap menyangkut tokoh, tradisi, dan kuliner Grobogan
You cannot copy content of this page