
Smart Gro – Liburan panjang sekolah sudah tiba. Meski demikian, tidak semua aktivitas yang ada sangkut pautnya dengan sekolah berhenti total. Sebut saja aktivitas mencari sekolah atau penerimaan siswa baru, yang kini disebut PPDB untuk jenjang sekolah SD, SMP, dan SMA.
Liburan telah tiba secara kalender akademik, tetapi pendidikan kepada anak tidak boleh berhenti. Aktivitas mereka belajar secara substansial tetap berjalan. Sebagai orangtua, perlu merancang aktivitas anak-anak supaya tidak habis sia-sia dengan perangkat mungil yang disebut ponsel pintar (smartphone).
Membuat schedule aktivitas selama liburan memang tidak harus menghabiskan waktu, tenaga, dan keuangan keluarga untuk plesir ke tempat wisata dan hiburan. Ada banyak aktivitas yang bisa dikerjakan dengan biaya yang terjangkau. Mungkin tips berikut bisa membantu, di antaranya:
Aktivitas liburan bisa dipilih sesuai gender. Liburan bagi anak perempuan tentu sedikit berbeda dengan anak laki-laki. Sebagai orangtua harus memahami fitrah anak sesuai gender. Dekatkan mereka dengan aktivitas liburan berbasis gender dan tentu saja usia mereka.
Liburan bukan berarti belajar berhenti. Minimal adalah belajar untuk mengisi kehidupan anak supaya waktu tidak terbuang sia-sia. Maka, pendidikan selama liburan bisa diisi dengan aktivitas rutin sebagaimana aktivitas sebelumnya saat mereka sekolah, antara lain menata kasur setelah bangun tidur.
Dengan kesempatan waktu yang lebih banyak di rumah, anak-anak bisa dilibatkan dalam pendidikan dasar untuk bertahan hidup tanpa menggunakan mesin. Sebut saja pekerjaan seperti cuci baju tanpa mesin cuci, menyapu pekarangan sekitar rumah, cuci piring, memasang pigura, bikin menu makanan tradisional, naik pohon, menanam cabai, memasangkan galon ke dispenser, dan lain-lain.
Aktivitas dasar ini berguna melatih motorik dan kecakapan dalam mengurus rumah tangga dan kepekaan terhadap lingkungan.
Sebagian orangtua tentu sangat bingung untuk menentukan pilihan aktivitas. Maka, perlu dibangun pondasi berpikir aktivitas apa yang kiranya membuat anak tidak jenuh. Supaya anak-anak juga tidak ngedumel tentang aktivitas yang itu lagi itu lagi.
Buatlah pilihan aktivitas yang lebih menantang. Anak-anak bisa juga dilatih untuk produksi sesuatu dan membantu menjualnya. Atau ajak mereka mengikuti berbagai perlombaan nonakademik yang selama liburan biasanya banyak digelar.
Contoh yang pernah saya lakukan kepada anak selama liburan adalah membuat bisnis berupa cetak kaos satuan. Saya hanya perlu mengenalkan ke mana mencari supplier yang terpercaya dan mengajarkan mereka menjadi customer servis saat ada pelanggan yang tanya.
Target market yang disasar adalah teman-teman mereka sendiri. Target besarnya bukan seberapa banyak lakunya barang, tetapi lebih kepada pemahaman terhadap proses bisnis dan menghadapi klien. Alhamdulillah, dalam aktivitas sekitar 2 minggu, anak saya sudah bisa membukukan omset 4,5 juta.
Evaluasi ini bukan bersifat menghakimi anak, apakah pekerjaan selama liburan ini berhasil atau tidak. Lebih tepatnya adalah mengajak dialog anak bagaimana perasaannya. Adakah yang bisa dipelajari.
Kenapa kue hasil bikinannya bantet? Adalah pertanyaan yang bisa menjadi bahan diskusi semisal saat liburan mereka belajar membuat roti. Apa yang perlu dilakukan jika ingin hasil lebih baik?
Dialog untuk memastikan anak memahami bahwa setiap aktivitas selalu ada kemungkinan berhasil dan tidak berhasil, lalu bagaimana solusinya jika tidak berhasil. Sementara hadiah (reward) sifatnya mengapresiasi anak karena mau melakukannya selama liburan.
Ini juga yang sering jadi problem kenapa aktivitas liburan anak tidak bisa dikerjakan dengan optimal. Kita sebagai orangtua merasa waktu sudah habis untuk bekerja. Tenaga sudah tersita dengan aktivitas sebagai orangtua.
Kadang liburan seperti ini orangtua lebih terkesan memaksa anak untuk melakukan aktivitas liburan. Coba didiskusikan. Terutama waktu kapan bisa mengerjakan bersama-sama. Jangan hanya sekedar perintah, tetapi mencoba memahami anak dengan merasa keputusan berliburannya diisi dengan aktivitas yang disepakati.
Orangtua hadir dalam membersamai, setidaknya berdiskusi dengan memberikan pertimbangan-pertimbangan.
Jika sudah bisa tentukan tujuan dasar aktivitas apa dalam mengisi liburan anak, maka kita bisa memilih secara prioritas berdasarkan kemampuan dan waktu kita untuk mendampingi mereka dalam beraktivitas selama liburan.
Semoga menjadi lebih menyenangkan dan bermanfaat dalam mempersiapkan masa depan anak.
Editor: Badiatul M. Asti
Mengupas cerita-cerita yang jarang diungkap menyangkut tokoh, tradisi, dan kuliner Grobogan
You cannot copy content of this page