
Smart Gro, Godong – Penulis Grobogan, Badiatul Muchlisin Asti, merilis buku baru bertajuk “Grobogan Untold Story: Tokoh, Tradisi, dan Kuliner”. Pengumuman buku barunya itu diposting di sejumlah akun media sosial miliknya, antara lain story WA, Facebook, dan Instagram.
“Buku terbaru saya, GROBOGAN UNTOLD STORY: Tokoh, Tradisi, dan Kuliner sekaligus buku pertama saya yang spesifik uncovered kisah-kisah Grobogan yang menarik, yang jarang diungkap, dan sering belum diketahui,” tulis penulis yang telah menerbitkan 70-an buku itu.
Ditemui di kediamannya di Desa Bugel, Kecamatan Godong, pada Jumat (20/6/2025) pagi, penulis produktif ini menyatakan, buku terbarunya merupakan kumpulan artikel yang ditulisnya yang telah dimuat di sejumlah media dalam tiga tahun terakhir. Pelbagai artikel itu mengangkat tema lokal Grobogan, seperti tokoh, tradisi, kuliner, dan lainnya.
Menurut penulis yang akrab disapa Asti itu, buku setebal 300-an halaman itu diterbitkan oleh penerbit Hanum Publisher. Di dalamnya mengangkat kisah-kisah yang boleh jadi jarang diketahui masyarakat.
Meskipun tokoh yang diulas sudah masyhur, seperti Ki Ageng Tarub dan Ki Ageng Selo, namun riwayat tokoh-tokoh itu ditulisnya dengan sudut pandang baru yang berpotensi memantik diskusi dan perenungan.
“Benarkah Ki Ageng Tarub, yang semasa mudanya populer dengan nama Jaka Tarub, mencuri selendang dan menikah dengan bidadari? Tahukah bahwa Ki Ageng Tarub ternyata mempunyai darah Sunda? Tahukah bahwa ternyata Ki Ageng Tarub saudara kandung Sunan Kalijaga seibu lain ayah? Dan banyak hal-hal menarik lainnya,” tutur Asti yang menjabat Ketua Bidang Pengembangan Potensi Daerah dan Jejaring Ekonomi Kreatif Komite Ekonomi Kreatif (KEK) Kabupaten Grobogan.
Di buku itu, Asti yang juga Ketua Forum Silaturahmi Penulis Grobogan (FSPG), juga mengulas sosok-sosok yang masih asing, seperti Raden Ario Soenarto, Bupati Grobogan pencetus trilogi pembangunan desa; dan Haji Andi Patoppoi, Bupati Grobogan pertama yang bukan dari kalangan raden, yang semasa menjabat bupati pernah ikut mencetuskan berdirinya Jam’iyyah Ahlith Thariqah al-Mu’tabarah yang menjadi cikal bakal JATMAN NU.
“Saya juga mengulas jejak leluhur Gus Dur di Ngroto dan leluhur Bung Karno di Wirosari serta sejumlah tradisi unik di Grobogan,” tutur Asti.
Sejumlah kuliner khas Grobogan juga tak luput diulasnya dari sudut pandang sejarah dan budaya. Termasuk mengungkap eksotisme menu sawah dan hidangan kegemaran Ki Ageng Selo yang kaya makna dan filosofi. “Juga ada pelbagai kupasan menarik lainnya tentang Grobogan,” jelas Asti.
“Memang, masih banyak tokoh dan kearifan lokal yang belum terakomodasi di buku ini. Tapi, sebagai pintu masuk mengenal tokoh dan keragaman kearifan lokal Grobogan, buku tebal ini kiranya layak dan menarik dibaca,” jelasnya lagi.
Asti berharap, buku terbarunya ini dapat merangsang penulis Grobogan lainnya untuk mendokumentasikan khazanah sejarah dan kearifan lokal Grobogan yang sangat kaya. Karena menurutnya, masih banyak khazanah kearifan lokal yang belum ditulis.
Editor: M. A. Fathan
Portal berita dan informasi yang disajikan secara cerdas dan mencerahkan.
Mengupas cerita-cerita yang jarang diungkap menyangkut tokoh, tradisi, dan kuliner Grobogan
You cannot copy content of this page