
Smart Gro, Grobogan – Penerbit Hanum Publisher menerbitkan buku yang mengupas biografi Syekh Maulana Penatas Angin, seorang tokoh penyebar agama Islam era Walisongo yang makamnya terletak di kompleks Pemakaman Gedong, Dusun Tahunan, Desa Putatsari, Kecamatan Grobogan, Kabupaten Grobogan.
Buku yang berjudul Sunan Ngatas Angin (Pangeran Penatas Angin): Riwayat Hidup, Perjuangan, dan Pepali itu ditulis oleh RT. Supriyo Dwijopuro, kreator konten sejarah yang juga Wakil Ketua Masyarakat Pemerhati Sejarah Demak (MPSD), cetakan pertama Desember 2024.
Direktur Hanum Publisher, Badiatul Muchlisin Asti dalam rilis tertulisnya kepada Smart Gro menyatakan, penerbitan buku Syekh Maulana Penatas Angin atau juga dikenal dengan nama Sunan Ngatas Angin atau Pangeran Penatas Angin merupakan salah satu misi penerbitannya dalam upaya mendukung literasi kearifan lokal.
“Seperti diketahui, di wilayah Kabupaten Grobogan banyak dijumpai makam tokoh besar masa lalu, namun sayangnya banyak yang tidak didukung literasi yang memadai, sehingga masyarakat tidak mengenal secara baik tokoh-tokoh tersebut,” jelas pria yang juga dikenal sebagai penulis dan akrab disapa Asti itu.
“Namun anehnya, meski tidak didukung literasi yang memadai terkait sang tokoh, sering terjadi masyarakat tetap menziarahinya karena meyakini tokoh tersebut sebagai aulia,” lanjut Asti.
Karena itulah, pihaknya merasa terpanggil untuk berupaya menggali riwayat hidup para tokoh tersebut dan membukukannya, agar literasi yang mengupas riwayat hidup para tokoh itu dapat diakses masyarakat luas.
Syekh Maulana Penatas Angin sendiri, menurut Asti, adalah murid Sunan Kalijaga yang mengabdikan diri sebagai senapati di Kesultanan Demak. Beliau merupakan bangsawan dari Kerajaan Gowa dengan nama Daeng Mengemba Nattisoang, yang memilih hijrah ke Demak karena ingin berguru kepada Sunan Kalijaga.
Saat terjadi konflik di Demak karena perebutan takhta, Syekh Maulana Penatas Angin memilih uzlah ke Dusun Tahunan untuk memperbanyak ibadah dan syiar Islam hingga akhir hayatnya.
“Sebagaimana Ki Ageng Selo, Syekh Maulana Penatas Angin juga meninggalkan pepali yang berupa nasehat untuk hidup yang penuh berkah. Pepali itu bisa dibaca di buku ini, termasuk riwayat hidup dan perjuangan beliau,” jelas Asti.
Editor: M. A. Fathan
Portal berita dan informasi yang disajikan secara cerdas dan mencerahkan.
Mengupas cerita-cerita yang jarang diungkap menyangkut tokoh, tradisi, dan kuliner Grobogan
You cannot copy content of this page